Sejarah Gunung Bromo-Gunung Bromo, dengan keindahan alamnya yang memukau, menyimpan sejarah panjang yang penuh misteri dan keajaiban. Gunung berapi aktif ini bukan hanya sekadar obyek wisata, tetapi juga menjadi bagian penting dari kepercayaan dan budaya masyarakat Tengger yang mendiaminya.

Legenda Gunung Bromo dan Suku Tengger

Kisah tentang asal-usul Gunung Bromo tidak lepas dari legenda Suku Tengger. Menurut kepercayaan mereka, Gunung Bromo adalah tempat tinggal para dewa. Roro Anteng dan Joko Seger, pasangan suami istri yang menjadi leluhur Suku Tengger, memohon kepada para dewa untuk diberi keturunan. Setelah berdoa, mereka dikaruniai 25 anak, namun anak bungsu mereka, Raden Kusuma, mengalami sakit keras.

Untuk menyelamatkan anaknya, Roro Anteng dan Joko Seger bersemedi dan bernazar akan mengorbankan anak bungsunya kepada para dewa. Setelah Raden Kusuma meninggal, tubuhnya dilarung ke kawah Bromo sebagai persembahan. Sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur mereka, Suku Tengger setiap tahun mengadakan upacara Yadnya Kasada, yaitu upacara persembahan berupa hasil bumi yang dilemparkan ke dalam kawah Bromo.

Sejarah Geologis Gunung Bromo

Dari sudut pandang geologis, Gunung Bromo terbentuk akibat aktivitas vulkanik yang terjadi ribuan tahun lalu. Gunung Bromo merupakan bagian dari kompleks gunung api Bromo-Tengger-Semeru yang terletak di tengah kaldera besar. Letusan-letusan vulkanik yang terjadi secara berulang-ulang membentuk lanskap yang unik dengan lautan pasir, kawah aktif, dan pegunungan yang mengelilingi.

Sejarah Letusan Gunung Bromo

Sepanjang sejarahnya, Gunung Bromo telah mengalami beberapa kali letusan besar. Letusan-letusan ini seringkali menyebabkan kerusakan dan korban jiwa. Namun, letusan vulkanik juga memberikan dampak positif bagi kesuburan tanah di sekitar Gunung Bromo. Abu vulkanik yang dikeluarkan oleh gunung berapi menyuburkan tanah dan membuat kawasan ini cocok untuk pertanian.

Pengaruh Gunung Bromo terhadap Kebudayaan

Gunung Bromo tidak hanya memiliki pengaruh besar terhadap geologi kawasan, tetapi juga terhadap budaya masyarakat Tengger. Kepercayaan terhadap kekuatan gaib gunung berapi telah membentuk tradisi dan upacara adat yang unik. Upacara Yadnya Kasada, misalnya, merupakan perwujudan dari rasa syukur dan penghormatan masyarakat Tengger kepada alam.

Baca Juga : Keindahan Wisata Gunung Bromo: Mahkota Jawa Timur yang Memukau

Gunung Bromo sebagai Destinasi Wisata

Keindahan alam Gunung Bromo yang eksotis membuatnya menjadi salah satu destinasi wisata paling populer di Indonesia. Pemandangan matahari terbit dari puncak Gunung Penanjakan, hamparan lautan pasir, dan kawah Bromo yang masih aktif menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.